• PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 10 November 2016

PERKEMBANGAN ISLAM DI KOTA JAKARTA

       KOTA JAKARTA

Islam berkembang di Jakarta sekitar awal abad ke-15, yaitu saat wilayah ini masih bernama Sunda Kelapa dan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran. Menurut budayawan Betawi Ridwan Saidi, penyebar agama Islam pertama di wilayah ini adalah Syekh Hasanuddin (Syekh Quro) yang datang dari Champa. Ia menikah dengan penduduk setempat dan mendirikan pondok pesantren Quro pada tahun 1428 di Tanjungpura, Karawang.[2][3] Selanjutnya penyebaran juga dilakukan oleh para menak Pajajaran yang telah memeluk Islam, serta para pendatang baik dari wilayah Nusantara lainnya maupun para pedagang muslim asal Cina, Gujarat, atau Arab.[2]
Menurut penulis sejarah Jakarta Adolf Heuken, mesjid tertua di Jakarta yang saat ini masih berdiri ialah Masjid Al-Anshor yang terletak di Jl. Pengukiran II, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat[4] Mesjid ini dibangun pada pertengahan abad ke-17 oleh komunitas Khoja, yaitu para pedagang muslim India.
Share:

PERKEMBANGAN ISLAM DI PULAU KALIMANTAN

PERKEMBANGAN ISLAM DI KALIMANTAN

Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran Islam masuk dari dua pintu.
Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan.
Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Di Kalimantan Selatan terutama sejak abad ke-14 sampai awal abad ke-16 yakni sebelum terbentuknya Kerajaan Banjar yang berorientasikan Islam, telah terjadi proses pembentukan negara dalam dua fase. Fase pertama yang disebut Negara Suku (etnic state) yang diwakili oleh Negara Nan Sarunai milik orang Maanyan. Fase kedua adalah negara awal (early state) yang diwakili oleh Negara Dipa dan Negara Daha.
Terbentuknya Negara Dipa dan Negara Daha menandai zaman klasik di Kalimantan Selatan. Negara Daha akhirnya lenyap seiring dengan terjadinya pergolakan istana, sementara lslam mulai masuk dan berkembang disamping kepercayaan lama. Zaman Baru ditandai dengan lenyapnya Kerajaan Negara Daha beralih ke periode negara kerajaan (kingdom state) dengan lahirnya kerajaan baru, yaitu Kerajaan Banjar pada tahun 1526 yang menjadikan Islam sebagai dasar dan agama resmi kerajaan.
Share:

perkembangan islam di pulau sulawesi

PULAU SULAWESI
Kronologis keberadaan Islam sebagai bukti sejarah, Islam di Sulsel masih  membutuhkan pengkajian yang mendalam supaya sejarahnya lebih objektif.  Kehadiran budaya Islam pertama kali di Kerajaan Gowa jauh sebelum diterimanya  agama Islam sebagai agama resmi kerajaan. Agama Islam dibawa oleh para  pedagang Muslim dari Arab, Parsia, India, Cina, dan Melayu ke Ibu Kota Kerajaan Gow, Somba Opu.
Di Mangallekana
Pada abad ke-15, yaitu pada masa pemerintahan Raja Gowa ke- 12 bernama I Monggorai Dg Mammeta Karaeng Bonto Langkasa Tunijallo (1565-1590) dialah yang memberikan fasilitas bagi para pedagang-pedagang Muslim untuk bermukim di sekitar istana kerajaan. Para pedagang juga diberi kemudahan untuk mendirikan masjid di Kampung Mangallekana. Ini merupakan masjid tertua yang pernah berdiri di Sulsel.
Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari pulau ke pulau. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes atau Sulawesi. Menurut catatan company dagang Portugis yang datang pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di tanah ini sudah bisa ditemui pemukiman Muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu besar, namun jalan dakwah terus berlanjut hingga menyentuh raja-raja di Kerajaan Goa yang beribu negeri di Makassar.
Beberapa ulama Kerajaan Goa di masa Sultan Alaidin begitu terkenal karena pemahaman dan aktivitas dakwah mereka. Mereka adalah Khatib Tunggal, Datuk ri Bandang, datuk Patimang dan Datuk ri Tiro. Dapat diketahui dan dilacak dari nama para ulama di atas, yang bergelar datuk-datuk adalah para ulama dan mubaligh asal Minangkabau yang menyebarkan Islam ke Makassar.
Pusat-pusat dakwah yang dibangun oleh Kerajaan Goa inilah yang melanjutkan perjalanan ke wilayah lain sampai ke Kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya di abad ke-17.
B.     PEMBAWA ISLAM DI SULAWESI
Kerajaan Bone di Sulawesi lebih dulu menerima agama Islam yang dibawa oleh Datuk ri Bandang yang berasal dari Minangkabau sekitar tahun 1605 M. Sebenarnya Sayid Jamaluddin al-Kubra lebih dulu sampai di Pulau Buton, yaitu pada tahun 815 H/1412 M. Ulama tersebut diundang oleh Raja Mulae Sangia i-Gola dan baginda langsung memeluk agama Islam. Lebih kurang seratus tahun kemudian, dilanjutkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani yang dikatakan datang dari Johor. Ia berhasil mengislamkan Raja Buton yang ke-6 sekitar tahun 948 H/ 1538 M.
Riwayat lain mengatakan tahun 1564 M. Walau bagaimana pun masih banyak pertikaian pendapat mengenai tahun kedatangan Syeikh Abdul Wahid di Buton. Dalam masa yang sama dengan kedatangan Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al- Fathani, diriwayatkan bahwa di Callasusung (Kalensusu), salah sebuah daerah kekuasaan Kerajaan Buton, didapati semua penduduknya beragama Islam.
Selain pendapat yang menyebut bahwa Islam datang di Buton berasal dari Johor, ada pula pendapat yang menyebut bahwa Islam datang di Buton berasal dari Ternate. Dipercayai orang-orang Melayu dari berbagai daerah telah lama sampai di Pulau Buton. Mengenainya dapat dibuktikan bahwa walau pun Bahasa yang digunakan dalam Kerajaan Buton ialah bahasa Wolio, namun dalam masa yang sama digunakan Bahasa Melayu, terutama bahasa Melayu yang dipakai di Malaka, Johor dan Patani. Orang-orang Melayu tinggal di Pulau Buton, sebaliknya orang-orang Buton pula termasuk kaum yang pandai belayar seperti orang Bugis juga.
Orang-orang Buton sejak lama merantau ke seluruh pelosok dunia Melayu dengan menggunakan perahu berukuran kecil yang hanya dapat menampung lima orang, hingga perahu besar yang dapat memuat barang sekitar 150 ton.
Kerajaan Buton secara resminya menjadi sebuah kerajaan Islam pada masa pemerintahan Raja Buton ke-6, iaitu Timbang Timbangan atau Lakilaponto atau Halu Oleo.
C.    PAHAM YANG DI KENBANGKAN
Beberapa ulama Kerajaan Goa di masa Sultan Alaidin begitu terkenal karena pemahaman dan aktivitas dakwah mereka. Mereka adalah Khatib Tunggal, Datuk ri Bandang, datuk Patimang dan Datuk ri Tiro. Dapat diketahui dan dilacak dari nama para ulama di atas, yang bergelar datuk-datuk adalah para ulama dan mubaligh asal Minangkabau yang menyebarkan Islam ke Makassar. Pusat-pusat dakwah yang dibangun oleh Kerajaan Goa inilah yang melanjutkan perjalanan ke wilayah lain sampai ke Kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
Share:

bukti perkembangan islam di indonesia

.

   Bukti dari perkembangan islam di indonesia dapat dilihat dari beberapa berita yang mengenai perkembangan islam di indonesia

Berita Cina dari Dinasti Tang
Memberitakan bahwa pada
sekitar tahun 674 M, orang-
orang Ta Shih (orang-orang dari
Arab dan Persia) membatalkan
niatnya menyerang kerajaan
kalingga karena ratu Sima yang
berkuasa dikerajaan tersebut
masih sangat kuat.
1. Berita India
Bahwa para pedagang India dari
Gujarat mempunyai peranan
penting dalam penyebaran
agama dan kebudayaan Islam
kepada setiap masyarakat yang
dijumpainya.
Penyebar Agama Islam di
Indonesia
1. Pedagang dari Arab yang
mula-mula memperkenalkan
agama Islam di Indonesia,
kemudian disusul oleh
pedagang Islam dari Mesir,
Persia dan Gujarat memiliki
tugas menyebarkan ajaran
Islam sesuai dengan
kemampuannya masing-
masing.
2. Golongan Mubaligh atau
guru agama Islam, yaitu
golongan yang
pekerjaannya memang
khusus untuk mengajarkan
agama Islam.
3. Golongan Sufi (ahli tasawuf)
diperkirakan masuk ke
indonesia sejak abad ke 13.
4. para wali yang dikenal
sebagai wali songo terdiri
dari:
Sunan Maulana Malik
Ibrahim (gresik)
Sunan Ampel atau Raden
Rahmat (Ampel denta)
Sunan Bonang atau Raden
Maulana Makdum Ibrahim
(Tuban)
Sunan Drajat atau Syarifudin
(sedayu)
Sunan Giri (Gresik)
Sunan Kalijaga (Demak)
Sunan Kudus (kudus)
Sunan Muria (kudus)
Sunan Gunung Jati (Cirebon)
Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia.

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indone
Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia.

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.htmlghjm
Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia.

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia. Berdasarkan kenyataan itu, dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Setidak–tidaknya, orang–orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Beberapa bukti yang dapat dipergunakan untuk memastikan masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut :

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia. Berdasarkan kenyataan itu, dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Setidak–tidaknya, orang–orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Beberapa bukti yang dapat dipergunakan untuk memastikan masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut :

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia. Berdasarkan kenyataan itu, dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Setidak–tidaknya, orang–orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Beberapa bukti yang dapat dipergunakan untuk memastikan masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut :

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia. Berdasarkan kenyataan itu, dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Setidak–tidaknya, orang–orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Beberapa bukti yang dapat dipergunakan untuk memastikan masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut :

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia. Berdasarkan kenyataan itu, dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Setidak–tidaknya, orang–orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Beberapa bukti yang dapat dipergunakan untuk memastikan masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut :

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia Menurut penelitian beberapa pakar sejarah, diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, para pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada masa itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping hal itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan degang dengan kerajaan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia. Berdasarkan kenyataan itu, dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Setidak–tidaknya, orang–orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Beberapa bukti yang dapat dipergunakan untuk memastikan masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut :

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2016/06/bukti-bukti-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Share:

Peta Jalur Masuk dan Perkembangan Islam di Indonesia



             Peta Jalur Penyebaran Islam di Indonesia
Agama Islam masuk dan berkembang di Indonesia melalui jalur laut dan jalur darat. Perhatikan peta jalur penyebaran Islam di Kepulauan Indonesia di bawah ini.
Gambar: Jalur Penyebaran Islam di Indonesia

Pertama kali pedagang dan ulama dari Gujarat, Arab, dan Persia berdatangan ke pesisir pantai Sumatra, baik ke Barus atau ke Perlak dan negara-negara sekitarnya.

Munculnya kerajaan-kerajaan Islam, seperti Kerajaan Samudera Pasai di Sumatra mempercepat proses penyebaran agama serta kebudayaan IslamSelain itu, orang-orang Gujarat dalam melakukan syiar agama Islam di Pulau Jawa tidak banyak menemui rintangan yang berarti, walaupun agama dan kebudayaan Hindu yang lama memengaruhi tata kehidupan orangorang di Pulau Jawa.

Agama Islam pertama kali tersebar di Jawa melalui Kesultanan Demak, selanjutnya ke Banten, Cirebon, Gresik, dan daerah-daerah lain di pesisir utara Pulau Jawa.  Kesultanan Demak mengembangkan Islam ke Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Share:

islam


 PENGERTIAN ISLAM

        Islam (Arab: al-islām, الإسلام Tentang suara ini dengarkan : "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia,[1][2] menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Share:

perkembangan kerajaan islam di jawa






Ada berbagai macam teori yang menyatakan tentang masuknya Islam ke Nusantara. Beberapa teori tersebut ada yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara sekitar abad ke-7, abad ke-11, dan sebagainya. Dari teori tersebut, proses sentuhan awal masyarakat Nusantara dengan Islam terjadi pada abad ke-7 melalui proses perdagangan , kemudian pada abad selanjutnya Islam mulai tumbuh dan berkembang. Selanjutnya melahirkan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Seperti kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera, antara lain Samudera Pasai, Aceh, Minangkabau. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, antara lain, Demak,Pajang,Mataram,Cirebon,Banten. 


B. Kerajaan-Kerajaan Islam Di Jawa
1. Kerajaan Demak
 
 Hasil gambar untuk kerajaan demak
 
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak sebelumnya merupakan daerah bawahan dari Majapahit. Daerah ini diberikan kepada Raden Patah, keturunan Raja Majapahit yang terakhir.
Ketika kekuasaan kerajaan Majapahit melemah, Raden Patah memisahkan diri sebagai bawahan Majapahit pada tahun 1478 M. Dengan dukungan dari para adipati, Raden Patah mendirikan kerajaan Islam Demak dengan gelar Senopati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Sejak saat itu, kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim yang kuat. Wilayahnya cukup luas, hampir meliputi sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Sementara itu, daerah pengaruhnya sampai ke luar Jawa, seperti ke Palembang, Jambi, Banjar, dan Maluku.[20]
Dalam masa pemerintahan Raden Patah, Demak berhasil dalam berbagai bidang, di antaranya adalah perluasan dan pertahanan kerajaan, pengembangan Islam dan pengamalannya, serta penerapan musyawarah dan kerja sama antara ulama dan umara (penguasa).
Keberhasilan Raden Patah dalam perluasan dan pertahanan kerajaan dapat dilihat ketika ia melanklukkan Girindra Wardhana yang merebut tahkta Majapahit (1478), hingga dapat menggambil alih kekuasaan Majapahit. Selain itu, Patah juga mengadakan perlawanan terhada portugis, yang telah menduduki Malaka dan ingin mengganggu Demak. Ia mengutus pasukan di bawah pimpinan putranya, Pati Unus atau Adipati Yunus atau Pangeran Sabrang Lor (1511), meski akhirnya gagal. Perjuangan Raden Patah kemudian dilanjutkan oleh Pati Unus yang menggantikan ayahnya pada tahun 1518.[21]
Dalam bidang dakwah Islam dan pengembangannya, Raden Patah mencoba menerapkan hukum Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, ia juga membangun istana dan mendirikan masjid (1479) yang sampai sekarang terkenal dengan masjid Agung Demak. Pendirian masjid itu dibantu sepenuhnya oleh walisongo.
Di antara ketiga raja Demak, Sultan Trenggana lah yang berhasil menghantarkan Kusultanan Demak ke masa jayanya. Pada masa Trenggana, daerah kekuasaan Demak meliputi seluruh Jawa serta sebagian besar pulau-pulau lainnya.
Cepatnya kota Demak berkembang menjadi pusat perniagaan dan lalu lintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil masjid Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja dari Kesultanan Demak mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan dakwah Islam ke seluruh Jawa.[22]
2. Kerajaan Pajang
 
 Hasil gambar untuk kerajaan pajang
 
Kesultanan ini merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman. Sebelumnya, kerajaan Islam selalu berada di daerah pesisir, karena Islam datang melalui para pedagang dari Asia Barat yang berlabuh di pesisir.[23]
Sultan pertama pajang adalah Mas Kerebet. Ia berasal dari Pangging, desa di lereng Gunung Merapi sebelah tenggara. Mas Karebet memiliki nama lain, yakni Jaka Tingkir. Tingkir adalah nama tempat Mas Karebet dibesarkan. Oleh Raja Demak ketiga, Jaka Tingkir diangkat menjadi penguasa di Pajang, setelah sebelumnya dinikahkan dengan anak perempuannya.[24]
Setelah Sultan Trenggana meninggal pada tahun 1546, anaknya yang bernama Sunan Prawoto diangkat sebagai penggantinya. Akan tetapi, ia kemudian meninggal terbunuh dalam perebutan kekuasaan oleh keponakannya sendiri, yaitu Arya Panangsang.
Selanjutnya, Arya Penangsang menjadi penguasa Demak. Namun karena Kadipaten Pajang juga telah beranjak kuat dan memiliki wilayah yang luas terjadilah pertentangan antara Jaka Tingkir dan Arya Penangsang. Dengan bantuan dari kadipaten-kadipaten lainnya yang juga tidak menyukai Arya Penangsang, Jaka Tingkir akhirnya berhasil membunuh Arya Penangsang.
Sebagai raja Pajang, Jaka Tingkir bergelar Sultan Adiwijaya (1568 – 1582). Gelar itu disahkan oleh sunan Giri, dan segera mendapat pengakuan dari para adipati di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagai langkah pertama peneguhan kekuasaan, Adiwijaya memerintahkan agar semua benda pusaka Demak dipindahkan ke Pajang. Setelah itu, ia menjadi salah satu raja yang paling berpengaruh di Jawa.
Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman ke arah timur sampai daerah Madiun, di aliran anak bengawan Solo yang terbesar. Tahun 1554, Blora, dekat Jipang, diduduki pula. Kediri ditundukannya pada tahun 1577. tahun 1581, sesudah usia sultan Adiwijaya melampaui setengah baya, ia berhasil mendapatkan pengakuan sebagai sultan Islam dari raja-raja terpenting di Jawa Timur.[25]
Kesultanan Pajang adalah kesultanan Islam yang menggantungkan hidupnya pada budaya agraris, karena secara geografis pajang jauh terletak di pedalaman Jawa. Pengaruh agama Islam yang kuat di pesisir menjalar dan tersebar ke daerah pedalaman. Pada masa pemerintahan Sultan Adiwijaya, Pajang berusaha mengembangkan kesusasteraan dan kesenian Islam.[26]
3. Kerajaan Mataram
 
 Hasil gambar untuk kerajaan mataram
 
Pada waktu Sultan Adiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik menjadi adipati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya membantu menumpas Aria Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak angkat oleh Sultan Adiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575 M, Sutawijaya diangkat menjadi Adipati di Mataram. Setelah menjadi Adipati, Sutawijaya ternyata tidak puas dan ingin menjadi raja yang menguasai seluruh Jawa, sehingga terjadilah peperangan sengit pada tahun 1528 M yang menyebabkan Sultan Adiwijaya mangkat. Setelah itu terjadi perebutan kekuasaan di antara para Bangsawan Pajang dengan pasukan Pangeran Pangiri yang membuat Pangeran Pangiri beserta pengikutnya diusir dari Pajang, Mataram. Setelah suasana aman, Pangeran Benawa (putra Adiwijaya) menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke Kota Gede pada tahun 1568 M. Sejak saat itu berdirilah Kerajaan Mataram.[27]
Dalam menjalankan pemerintahannya, Sutawijaya, Raja Mataram banyak menghadapi rintangan. Para adipati di pantai utara Jawa seperti Demak, Jepara, dan Kudus yang dulunya tunduk pada Pajang memberontak ingin lepas dan menjadi kerajaan merdeka. Akan tetapi, Sutawijaya berusaha menundukkan adipati-adipati yang menentangnya dan Kerajaan Mataram berhasil meletakkan landasan kekuasaannya mulai dari Galuh (Jabar) sampai Pasuruan (Jatim).
Setelah Sutawijaya mangkat, tahta kerajaan diserahkan oleh putranya, Mas Jolang, lalu cucunya Mas Rangsang atau Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, muncul kembali para adipati yang memberontak, seperti Adipati Pati, Lasem, Tuban, Surabaya, Madura, Blora, Madiun, dan Bojonegoro.
Untuk menundukkan pemberontak itu, Sultan Agung mempersiapkan sejumlah besar pasukan, persenjataan, dan armada laut serta penggemblengan fisik dan mental. Usaha Sultan Agung akhirnya berhasil pada tahun 1625 M. Kerajaan Mataram berhasil menguasai seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Untuk menguasai seluruh Jawa, Sultan Agung mencoba merebut Batavia dari tangan Belanda. Namun usaha Sultan mengalami kegagalan.[28]
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana.[29]
Kerajaan Mataram menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.
Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam.
Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam


By : http://arkisejarah.blogspot.co.id/2012/04/pertumbuhan-dan-perkembangan-kerajaan.html
                                                                                                  
Share:

statcounter

Flag Counter

music

lagu

https://soundcloud.com/blackapple-xian/g-dragon-x-taeyang-good-boy https://soundcloud.com/morvenmundi/taeyang-ringa-linga

song

https://soundcloud.com/morvenmundi/taeyang-ringa-linga
Diberdayakan oleh Blogger.

Unordered List

Purple Halloween Bat

Pages